Postingan

laporan praktikum ilmu gulma ( pada tanaman mentimun)

I.       PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman yang dibudidayakan dan kehadirannya tidak diinginkan karena dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan.  Istiliah lain yang digunakan untuk gulma adalah herba, tanaman liar atau tumbuhan pengganggu. Gulma merupakan salah satu kendala utama usahatani di lahan pasang surut. Gulma yang merupakan pesaing tanaman dalam pemanfaatan unsur hara, air, dan ruang, ditaksir ada sekitar 120 jenis. Sebagian gulma juga menjadi tempat hidup dan tempat bernaung hama dan penyakit tanaman, serta menyumbat saluran air. Jenis gulma yang ditemukan di lahan pasang surut sangat dipengaruhi oleh tipe luapan. Pada lahan yang terus menerus tergenang, gulma yang paling banyak dijumpai adalah gulma air (eceng, semanggi, jajagoan, jujuluk), sedangkan pada lahan yang tidak tergenang, sebagian besar adalah gulma darat (alang-alang, gerintingan, babadotan, dll.). Pada lahan yang tergenang saat pasang besar saja, ditemukan baik gulma air maupun gulma darat. Secara umum, gulma dikelompokkan berdasarkan tipe daunnya, yakni (i) golongan berdaun pita, (ii) golongan teki, dan golongan berdaun lebar.
Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke Cina pada tahun 1882 De Condole memasukkan tanaman ini ke daftar tanaman asli India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar ke seluruh dunia terutama di daerah tropika. Tanaman mentimun merupakan komoditas sayuran yang mulai memasuki pasaran ekspor, sebagai sayuran dalam bentuk buah segar. Permintaan mentimun di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat khususnya pada wilayah kita yaitu kota Sangatta oleh karena itu, perlu dilakuakan peningkatan budidaya tanaman mentimun guna untuk memenuhi kebutuhan pasar kita.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Sulitnya membudidayakan tanaman timun oleh seorang petani sehingga ketersediaan timun dipasar kita akan berkiurang.
2.      Apakah tanaman timun yang bergulma lebih baik atau yang bebas dari gulma.
1.3  Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui teknik budidaya tanaman timun
2.      Mahasiswa dapat mengetahui perbandingan antara tanaman yang bergulma dan bebas gulma.
1.4  Manfaat
1.      Menambah wawasan mahasiswa tentang teknik membudidayakan timun
2.      Mahasiswa mengetahui pertumbuhan tanaman bergulma dan bebas gulma
II.       TINJAUAN PUSTAKA
2.1        Dasar Teori
Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna manusia (Mangoensoekarjo 1983). Pengertian gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negative (Johnny, Martin. 2006). Ada beberapa jenis gulma berdasarkan respon herbisida, termasuk gulma rumput. Rumputy mempunyai batang bulat atau pipih berongga. Kesamaannya dengan teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit. Tetapi dari sudut pengendaliannya terutama responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan bentuk masa pertumbuhan dibedakan gulma rumput semusim (annual) dan tahunan (parennial). Rumput semusim tumbuh melimpah, tetapi kurang menimbulkan masalah dibandingkan gulma rumput tahunan.
Adanya berbagai definisi dan dekripsi gulma menunjukkan bahwa golongan gulma mempunyai kisaran karakter luas dan mempunyai konsekuensi dalam pemberantasan dan pengelolaannya
Mentimun berasal dari bagian utara India kemudian masuk ke Cina pada tahun 1882 De Condole memasukkan tanaman ini kedalam daftar tanaman asli India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar keseluruh dunia teruutama didaerah tropika (Sumpena, 2001). Dalam 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein, o,1 pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, natirum 5,00 mg, niacin 0.10 mg, abu 0,40 mg, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B1 dan 0,2 IU vitamin B2 (Sumpena 2001).
Dari kandungan mineral yang terdapat didalam buah mentimun maka mentimun banyak di konsumsi ataupun dijadikan bahan baku industri. Buah mentimun disajikan dalam bentuk olahan segar seperti acar, asinan, kimchi, salad dan lalap. Mentimun dapat pula dikonsumsi sebagai minuman segar, berupa jus mentimun yang diminum secara rutin setiap 2 hari sekali berkhasiat untuk menghaluskan kulit, menjaga kerusakan kulit dari sengatan sinar matahari, dan dapat pula menurunkan panas dalam. Bahkan mentimun yang dikukus dan di simpan sehari semalam lalu dikonsumsi langsung akan berkhasiat mengurangi sakit tenggorokan dan batuk. Mentimun dapat juga digunakan sebagai bahan baku kosmetik untuk dijadikan cleansing cream (pencuci kulit muka) (Sumpena 2001).
2.2        Klasifikasi dan morfologi
2.2.1     Klasifikasi tanaman timun
Gambar 1 tanaman timun.
Sumber : http://soeyatno.blogspot.co.id/2013/05/budidaya-mentimun organik.html
Kingdom          : Plantae
Subkingdom     : Tracheobionta
Super Divisi      : Spermatophyta
Divisi                : Magnoliophyta
Kelas                 : Magnoliopsida
Ordo                 : Violales
Famili                : Cucurbitaceae
Genus               : Cucumis
Spesies              : Cucumis sativus L.

2.2.2  Morfologi tanaman timun
1.      Akar
Gambar 2 akar tanaman timun.
Tanaman mentimun berakar tunggang, akar tunggangnya akan tumbbuh lurus kedalam tanah sampai kedalaman 20 cm. Perakaran tanaman mentimun dapat tumbuh dan berkembang pada tanah yang berstruktur remah (Cahyono, 2003).
2.      Batang
Gambar 3 batang tanaman timun.
Mentimun merupakan tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin spiral. Batangnya basah serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50-250 cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh pada sisi tangkai daun (Rukmana, 1994).
3.      Daun
Gambar 4 daun timun
Daun tanaman mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda dan bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabnng-cabang, kedudukan daun tegap. Mentimun berdaun tunggal, bentuk, ukuran dan kedalaman lekuk daun mentimun sangat bervariasi (Cahyono, 2003).
4.      Bunga
Gambar 5 bunga tanaman timun
Bunga mentimun merupakan bunga sempurna, berbentuk terompet dan berukuran 2-3 cm, terdiri dari tangkai bunga dan benangsari. Kelopak bunga berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk ramping terletak dibagian bawah tangkai bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5-6 buah, berwarna kuning terang dan berbentuk bulat (Cahyono, 2003).
5.      Buah
Gambar 6 buah tanaman timun
Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda, dan hijau keputihan sampai putih tergantung kultivar, sementara buah mentimun tua berwarna coklat, coklat tua bersisik, kuning tua. Diameter buah mentimun antara 12-25 cm (Sumpena 2001).
6.      Biji
Gambar 7 gambar biji timun
Biji timun berwarna putih, berbentuk bulat lonjong (oval) dan pipih. Biji mentimun diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang tempat biji tersusun dan jumlahnya sangat banyak. Biji-biji ini dapat digunakan untuk perbanyakan dan pembiakan (Cahyono, 2003).

2.3           Syarat Tumbuh
1.      Iklim
Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah dan dataran tinggi yaitu sampai ketinggian ± 100 m di atas permukaan laut (Sumpena 2001) Tanaman mentimun tumbuh dan berproduksi tinggi pada suhu udara berkisar antara 20-320 C, dengan suhu optimal 270 C. Di daerah tropik seperti di Indinesia keadaan suhu udara ditentukan oleh ketinggian suatu tempat dari permukaan laut. Cahaya juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun, karena penyerapan uunsur hara akan berlangsung optimal jika pencahayaan berlangsung antara 8-12 jam/hari (Cahyono, 2003).
2.      Kelembaban
Kelembaban relatif udara (rh) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun untuk pertumbuhannya antara 50-85%, sedangkan curah hujan optimal yang diinginkan 200-400 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena 2001).
3.      Tanah
Pada umumnya hamper semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan pertanian cocok untuk ditanami mentimun. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan kualitas yang baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur dan gembur, kaya akan bahan organik, tidak tegenang, pH-nya 5-6. Namun masih toleran terhadap pH 5,5 batasan minimal dan pH 7,5 batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan hara oleh akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu basa tanaman akan terserang penyakit klorosis (Rukmana, 1994).
2.4  Teknik Budidaya
2.4.1        Persiapan Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7. Tanah yang telah diolah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-20 kg/ha. Setelah itu, dibuatkan bedengan dengan lebar 100 cm dan saluran air selebar 20-30 cm. Panjang bedengan tergantung keadaan musim. Jika musim hujan, bedengan dibuat lebih tinggi agar drainase dan aerasi baik, yaitu 30-40 cm. Sedangkan jika musim kemarau, bedengan hanya berukuran 20-25 cm.
2.4.2        Pemilihan benih dan persemaian
Sebelum benih ditanam, sebaiknya media persemaian dipersiapkan terlebih dahulu. Media persemaian itu berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7:3. Sebagai tempat media persemaian dapat digunakan polybag atau kantung plastik transparan. Sebelum digunakan, media semai disterilkan dulu dengan Dithane/ Cobox 0,2 % 15 g/100 kg media. Meskipun benih dapat langsung ditanam, namun untuk mengurangi kegagalan, sebaiknya benih mendapat perlakuan sebagai berikut. 1. Benih direndam selama 15 menit. Benih yang mengapung sebaiknya dibuang. 2. Benih yang tetap tenggelam direndam kembali selama 24 jam. 3. Selanjutnya benih dipindahkan ke lipatan handuk basah selama 12 jam hingga bakal akarnya keluar. 4. Setelah bakal akarnya keluar, benih dapat langsung ditanam di tempat yang telah disiapkan. Pada musim hujan, persemaian harus diberi atap plastik transparan. Jika timun disemaikan saat musim kemarau, bedengan bisa dibuat di tempat terbuka.
2.4.3 Penanaman
1). Penanaman dari biji yang sudah di kecambahkan ;
Sebelum pemindahan tanaman mentimun dari persemaian  siram terlebih dahulu tanah yang telah di buat bedengan ini di maksudkan untuk menjaga kondisi kelembaban tanah yang seimbangn dengan persemaian dan penyesuaikan suhu tanah dari tempat persemaian awal agar tidak mati.
2). Penanaman dari biji :
a)      Pembuatan lubang tanam dua baris atau double rows 60 x 30 cm, masukkan biji mentimun dalam lubang dengan jumlah biji 3 biji perlubang sedangkan lubang pupuk dapat ditugal 5 cm disamping lubang tanam.
b)      Benih ditanam sedalam 1 cm, 3 benih perlubang tanam.
c)      Benih ditutup dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim hujan dengan abu ditambah pupuk kandang.
d)     Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan tanaman seragam.
2.4.4        Pemeliharaan tanaman
1). Penjarangan dan Penyulaman
Selama 2 (dua) minggu setelah ditanam, mentimun harus harus diamati kontinu, terutama bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal.Bibit yang mati harus segera disulam.Cara menyulam adalah dengan mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang baru.Penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu terik dan suhu udara tidak terlalu panas.Biji mentimun untuk penyulaman sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
2). Pemupukan
Pemupukan dilakukan 3 kali dengan dosis 10 gr per tanaman atau 1 sendok teh untuk aplikasi pertama pada umur 12 hst. Sedangkan aplikasi kedua dan ketiga dengan dosis 20 gr pertanaman atau 1 sendok makan pada umur 25 dan 45 hst. Pupuk diletakkan pada jarak 10 – 20 cm dari tanaman.
3). Pengairan
Pengairan diberikan setiap selesai pemupukan.Sedangkan pengairan rutin diberikan dengan melihat kondisi tanah di bawah mulsa.Pada musim hujan, yang harus diperhatikan adalah drainase yang harus terbuka untuk membuang air dari dalam areal tanaman.
4). Pengajiran
Pemasangan lanjaran bisa dilakukan atau dipasang tanaman belum transplanting atau dipasang setelah 2 minggu tanam. Pengajiran bertujuan untuk tanaman agar tumbuh tegak ke atas dan memperoleh sinar matahari secara optimal.Selain itu ajir juga berfungsi untuk merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan dan tempat menopang buah.Pengajiran dilakukan seawal mungkin (± 5 hari setelah tanam) agar tidak mengganggu dan merusak perakaran tanama.Tinggi ajir ± 2 meter.cara pengajiran yaitu: mengikat batang tanaman (di bawah daun pertama),  melilitkan tali kasur pada batang tanaman.
5). Pembumbunan
Pembumbunan adalah penimbunan tanah dipangkal rumpun tanaman sehingga menutup rimpang yang mungkin muncul dipermukaan tanah.Dengan demikain, pembumbunan juag berarti memperluas wilayah tumbuh akar dan rimpang, sehingga daya tembus akar dan pembesaran rimpang menjadi makin leluasa.Dengan pembumbunan, partikel tanah yang besar dihancurkan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.Kegiatan pembumbunan dalam budi daya tanaman bisa dilakukan bersama-sama dengan penyiangan.Saat dilakukan penyiangan, tanah-tanah disepanjang barisan tanaman ditimbunkan dipangkal rumpun tanaman. Cara ini sekaligus juga menciptakan parit-parit di atas bedengan yang akan semakin melancarkan drainase. Tanah yang tergenangi air dan terlalu lembab bisa memicu serangan penyakit sehingga tanaman mudah membusuk.Umunya kegiatan pembumbunan sampai panen tiba dilakukan sebanyak tiga kali. Namun, ditanah yang ringan kegiatan ini harus dilakukan agak sering, terutama setelah turun hujan yang bisa mengikis tanah dipangkal tanaman
6). Pewiwilan dan Pengikatan          
Wiwil adalah pekerjaan membuang tunas-tunas yang tumbuh di ruas ke 3 atau 4.Dampak positif dari wiwil ini adalah mempercepat pertumbuahan tanaman ke atas disamping untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru, Sedangkan fungsi ikat adalah agar tanaman dapat menjalar ke atas, sehingga tanaman dapat tumbuh tegak. Dengan ikat akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan dan panen.
7). Penyiangan.
Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan gulma yang ada pada areal tanaman yang dibudidayakan guna untuk menghindari persaingan unsure hara tanaman dengan gulma agar tanaman yang dibudidayakan tumbuh dengan normal.
2.4.5        Panen
Timun mercedes dapat dipanen setelah tanaman berumur 38 – 40 hari sejak tanam. Buah yang dipanen berukuran panjang sekitar 18 – 20 cm dengan berat antara 80- 120 g. Buah yang berbentuk lurus berdiameter 1,5 – 2,5 cm dengan berat 20 g adalah buah kualitas super. Saat panen yang baik adalah pagi hari antara pukul 06.00-10.00 dan sore hari antara pukul 15.00-17.00.
2.5        Hama dan Penyakit
2.5.1        Hama tanaman timun
1)      Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
2)      Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
3)      Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.
4)      Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
5)      Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA
2.5.1 Penyakit pada tanaman timun
1            Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
2            Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam
3            Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
4            Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
5            Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
6            Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
7            Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 – 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
2.6     Arti gulma dalam budidaya tanaman
Selain hama dan penyakit yang menyerang tumbuhan dan merugikan petani, gulma juga perlu mendapat perhatian khusus. Pada petani kadang kurang memperhatikan gulma sehingga dalam kurun waktu tertentu populasi gulma sudah melebihi batas. Gulma – gulma ini akan berkompetisi dengan tanaman utama dalam mendapatkan unsur hara yang diperlukan pertumbuhannya. Gulma dapat menjadi tempat persembunyian hama. Pembersihan gulma sangat penting untuk menekan perkembangan hama yang dapat menyerang tumbuhan. Gulma merupakan tumbuhan yang berasal dari spesies liar yang telah lama menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, atau spesies baru yang telah berkembang sejak timbulnya pertanian. Setiap kali manusia berusaha mengubah salah satu atau seluruh faktor lingkungan alami, seperti pembukaan hutan, pengolahan tanah, pengairan dan sebagainya, maka selalu akan berhadapan dengan masalah baru karena tumbuhnya tumbuhan yang tidak diinginkan yang merupakan salah satu akibat dari perubahan tersebut

2.6.1        Kerugian akibat gulma
1)      Menurunkan hasil tanaman (kuantitas dan kualitas produk) melalui persaingan: air, hara, cahaya, CO2, dan ruang.
2)      Menghambat/ menekan pertumbuhan bahkan meracuni tanaman budidaya dengan mengeluarkan zat alelopat.
3)      Mempersulit pemeliharaan tanaman -> pemupukan, pendangiran dan penggemburan tanah, serta pengendalian OPT.
4)      Menghambat aliran air dan merusak saluran pengairan.
5)      Mengurangi persediaan air di waduk (transpirasi).
6)      Mengurangi kapasitas air di saluran pengairan dan tempat penampungan (sungai, selokan, waduk, dam, embung, kolam, dsb) akibat sedimentasi.
7)      Mengganggu dan mempersulit aktivitas manusia dalam budidaya tanaman sejak pratanam sampai pascapanen -> sanitasi kebun / lahan budidaya.
8)      Sebagai inang pengganti bagi serangga hama dan patogen penyakit.
9)      Menimbulkan ganguan kesehatan
2.6.2        Keuntungan dari gulma
1)      Menambah kesuburan tanah terutama dalam hal bahan organik.
2)      Mencegah atau mengurangi timbulnya erosi.
3)      Sebagai Bahan Makanan ternak.
4)      Bahan Penutup Tanah/Mulsa
5)      Sebagai Obat Tradisional
6)      Sebagai Bahan Makanan atau sayuran
2.6.3        Cara Perbanyakan Gulma
1.        Generatif 
a)      Biji: Echinochloa colonum, Cyperus compressus, Amaranthus spinosus 
b)      Spora: Marsilea quadrifolia dan Dryopteris aridus 
2.        Cara Vegetatif 
a)      Stolon : batang menjalar di permukaan tanah, pada setiap buku/ruas dapat tumbuh tunas dan akar menjadi individu baru.
b)      Rimpang : batang menjalar dalam tanah, pada setiap buku/ruas dapat tumbuh tunas dan akar menjadi individu baru.
c)      Stem Tuber/umbi batang : Pangkal batang membesar terdapat cadangan makanan dan tunas.
d)     Root Tuber/umbi akar: pembesaran akar terdapat makanan cadangan dan calon tunas.
e)      Bulbus/Umbi lapis : Pelepah daun yang menebal dan berlapis-lapis, di antara lapisan terdapat tunas.
f)       Corm : Batang yang gemuk pendek berdaging dilapisi daun-daun yang meredusir seperti sisik.  
g)      Runner : Stolon yang internodianya sangat panjang pada ujungnya tumbuh tunas.
2.6.3        Penggolongan Gulma
1). Berdasarkan Habitat (ekologi)
Berdasarkan habitatnya, gulma digolongkan menjadi dua yaitu gulma obligat dan fakultatif.  Gulma obligat yaitu gulma yang hidup pada tempat yang sudah ada campur tangan manusia, seperti pada  daerah pemukiman dan pertanian.  Sebagai contoh, gulma babadotan (Ageratum conyzoides) dan gulma ceplukan (Physalis angulata) hidup pada habitat pertanian.  Gulma fakultatif adalah gulma yang hidup pada tempat yang sudah ataupun belum ada campur tangan manusia.  Sebagai contoh, gulma bawang liar (Allium sp.), pakis-pakisan (Ceratoptoris sp.dan Nephrolepsis sp.).
2)      Berdasarkan Sifat Hidup (umur)
Berdasarkan sifat atau umur hidupnya, gulma digolongkan menjadi gulma semusim (annual), gulma tahunan (perennial), dan gulma dwitahunan (biannual). Gulma semusim adalah gulma yang siklus hidupnya tidak lebih dari satu tahun (annual), contohnya gulma gulma babadotan (Ageratum conyzoides).    Gulma tahunan adalah gulma yang dapat hidup lebih dari satu tahun hingga beberapa tahun (perennial). Beberapa contoh gulma perennial adalah Chromolaena odorataLantana camara danImperata cylindrica. Gulma dwitahunan adalah gulma yang memiliki siklus hidup dua tahun, umumnya terdapat di daerah temperate, contoh: Cyperus iria.

3)      Berdasarkan Daerah Asal
Berdasarkan daerah asal, gulma dibedakan menjadi gulma domestik dan gulma eksotik.  Gulma domestik adalah gulma asli di suatu tempat/daerah, contohnya gulma alang-alang (Imperata cylindrica) di Indonesia.  Gulma eksotik yaitu gulma yang berasal dari daerah (negara) lain, contohnya gulma eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan gulma kiambang (Salvinia molesta) berasal dari negara lain.
4)      Berdasarkan Kesamaan Respon terhadap Herbisida
Berdasarkan kesamaan respon terhadap herbisida, gulma dibedakan menjadi tiga golongan yaitu gulma rumput-rumputan (grasses), gulma berdaun lebar (broadleave), dan gulma teki (sedges).  Gulma rumputan atau disebut sebagai gulma berdaun pita merupakan gulma dari kelompok graminae yang memiliki ciri-ciri tulang daun sejajar tulang daun utama, panjang dan lebar daun jelas berbeda.  Contoh gulma golongan rumput antara lainCynodon dactylonAxonopus compressusPaspalum conjugatum, dan masih banyak lagi.  Gulma golongan teki merupakan gulma dari famili Cyperaceae dengan ciri utama penampang batangnya segitiga. Gulma berdaun lebar sebagian besar merupakan dikotil tetapi ada beberapa golongan monokotil, seperti eceng gondok dan lidah buaya.
5)      Berdasarkan Tempat Tumbuh
Berdasarkan tempat tumbuhnya, gulma digolongkan menjadi gulma darat(terestrial) dan gulma air (aquatic). Gulma terrestrial adalah gulma yang tumbuh di daratan, seperti Cyperus rotundus.  Gulma aquatic adalah gulma yang tumbuh di air/perairan, seperti eceng gondok (Eichornia crassipes), kayu apu (Pistia stratiotes).
6)      Berdasarkan Sifat Gangguannya (Kompetisinya)
Berdasarkan sifat gangguannya, gulma digolongkan menjadi gulma biasa (common weed) dan gulma ganas (noxius weed).  Gulma biasa (common weed) adalah gulma yang menyebabkan gangguan kurang nyata pada tanaman budidaya.  Gulma ganas (noxious weed) adalah golongan gulma yang gangguannya nyata.
Beberapa ciri gulma ganas antara lain : a) Menimbulkan kemerosotan hasil secara nyata.  Sebagai contoh, Scirpus supinus dengan populasi 200/m2 belum menurunkan hasil tanaman padi.  Scirpus maritimus dengan populasi 20/m2telah menurunkan hasil padi secara nyata; b) cara perbanyakan vegetatif dan ataupun generatif berlangsung cepat; c) laju pertumbuhan vegetatif sangat tinggi; d) propagula (alat perkembangbiakannya) mempunyai dormansi yang ekstrim; e) mampu bertahan terhadap keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Beberapa spesies gulma dapat bermodifikasi tertentu sesuai dengan keadaan lingkungan yang dihadapinya. Contoh gulmaPaspalum vaginatum pada air tawar habitusnya besar, pada air asin atau keadaan kekurangan air habitusnya kecil. Gulma Portulaca sp. pada musim hujan daunnya besar, pada musim kering daunnya kecil.  Dengan adanya berbagai sifat tersebut pada umumnya gulma ganas sukar dikendalikan.
7)      Berdasarkan Jenis/Kelompok Tanaman Budidaya
Berdasarkan jenis tanaman budidaya yang menjadi tempat tumbuhnya, gulma digolongkan menjadi gulma tanaman pangan, gulma tanaman perkebunan, dan gulma tanaman padi sawah.  Namun, penggolongan ini kurang jelas.  Misalnya gulma Borreria alata, dijumpai pada lahan tanaman perkebunan, tetapi juga dijumpai pada lahan tanaman pangan.
8)      Berdasarkan Kondisi (sifat) Lahan Tempat Tumbuh
Berdasarkan sifat lahan tempat tempat tumbuhnya, gulma dapat digolongkan menjadi gulma pada pH tinggi atau pH rendah, gulma pada tanah berlengas tinggi atau rendah, gulma yang tahan pada kadar garam tinggi, dan gulma yang tumbuh baik pada tempat terlindung cahaya atau sebaliknya. Sebagai contoh, gulma Imperata cylindricamampu tumbuh dengan baik pada tanah sangat masam selama kondisi cahaya terbuka penuh. Gulma harendong (Melastoma malabathricum) merupakan indikator gulma di tanah masam.

        

III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1  Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis 31 Maret 2016.Bertempat di Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Kutai Timur.
3.2  Alat Dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada saat praktikum ialah parang, cangkul, kamera, alat tulis menulis.
2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum ialah bibit tanaman mentimun.
3.3  Prosedur Kerja
1.      Siapkan semua alat untuk mengolah lahan tanaman timun
2.      Membuat bedengan sebanyak dua bedengan yang berukuran 2 x 6 m.
3.      Menanam benih timun dengan jarak yang ditentukan
4.      Kemudian melakukan pengamatan hingga timun berproduksi.
5.      Pengambilan data yang diambil per minggu
3.4  Parameter Pengamatan
1.      Tinggi Tanaman
Data tinggi tanaman di ambil setelah 7 hst, 14 hst, 21 hst dan seterusnya sampai panen.
2.      Jumlah Daun
Data jumlah daun di ambil setelah tanaman berumur 7 hst, 14 hst, 21 hst dan seterusnya hingga tanaman panen.
3.      Umur Berbunga
Umur berbunga ditentukan pada saat tanaman timun berbunga sebanyak 80%.
4.      Berat Buah
Berat buah diambil setelah tanaman timun panen dan buahnya ditimbang untuk mengetahui produksi yang lebih baik antara tanaman bergulma dan bebas gulma.



IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1   Hasil Tinggi Tanaman
Berdasarkan dari pengamatan pada budidaya tanaman timun diperoleh hasil sebagai berikut :
no
Pengamatan
Bedengan
Tinggi tanaman
Jumlah
daun
Diameter
 batang

1
Minggu ke 1
Bergulma
3.6 cm
2
0,21

Bebas gulma
2.7 cm
2
0,2

2
Minggu ke 2
Bergulma
5.6 cm
3,91
0,35
Bebas gulma
5,2 cm
3,91
0,34
3
Minggu ke 3
Bergulma
11.5 cm
5,9
0,57
Bebas gulma
11,05 cm
6,08
0,56
4
Minggu ke 4
Bergulma
34,8 cm
9,7
0,63
Bebas gulma
30,7 cm
10
0,68
5
Minggu ke 5
Bergulma
55 cm
12
0,63
Bebas gulma
48,8 cm
13,4
0,6
6
Minggu ke 6
Bergulma
76,7 cm
15
0,7
Bebas gulma
69,7 cm
16,9
0,75
7
Minggu ke 7
Bergulma
79,7 cm
15,4
0,73
Bebas gulma
74,9 cm
17,75
0,77

Data diatas diambil setiap minggu sekali, dari umur 7 hari setelah tanam hingga tanaman timun berproduksi yaitu sekitar usia minggu ke 7. Dari data diatas dapat diperoleh hasil bahwa Pertumbuhan tanaman yang baik ialah tanaman bergulma, pertumbuhan tanaman  bergulma lebih baik dikarenakan gulma dapat menjaga kelembaban tanah sehingga kebutuhan air tanaman tercukupi, selain itu gulma juga dapat menghambat serangan hama dan penyakit pada tanaman budidaya. Dan seterusnya pertumbuhan tanaman bergulma lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang bebeas gulma.
Oleh karena itu didalam melakukan budidaya kita perlu mempertimbangkan aspek-aspek yang ada pada lingkungan salah satunya adalah gulma. Dari sisi lain gulma juga mempunyai dampak positif bagi lingkungan dan tanaman budidaya jadi dalam budidaya gulma tidak perlu diberantas akan tetapi dikendalikan. Berdasarkan aspek-aspek di atas dan hasil yang kami dapatkan  dalam budidaya ini gulma sangat berperan penting bagi tanaman budidaya karena dari data awal yang kita peroleh sampai dengan pengamatan perhitungan tanaman pada minggu ke 7 Hst lahan yang bergulma menunjukan angka pertumbuhan yang lebih tinggi daripada arel yang dibebaskan dari gulma. Dari pengamatan yang kita lakukan menyimpulkan bahwasanya areal yang bergulma kelembapanya lebih tinggi daripada lahan yang tidak bergulma, sehingga hal ini adalah salah satu factor pendorong pertumbuhan tanaman timun, apalagi pada saat melakukan budidaya wilayah kita dilanda kekeringnan yang hebat sehingga kelembapan (air) menjadi factor pendorong utama pertumbuhan tanaman timun ini. Oleh sebab itu sebaiknya didalam budidaya kita tidak boleh melakukan pemberantasan gulma secara berlebihan, akan tetapi gulma di kendalikan jika telah melewati ambang batas ekonomi, yaitu telah merugikan bagi tanaman budidaya. Pada pengamatan lahan yang bebas gulma kami menemukan adanya tingkat kerusakan tanah yang tinggi selain tanah kering juga dapat membunuh inang bagi penyakit dan dapat meningkatkan erosi saat musim hujan
4.2   Umur Berbunga Tanaman
Dari hasil pengamatan pada budidaya timun, tanaman akan berbunga pada usia 35 HST, dan memiliki persentase sebanyak 80% pada setiap masing-masing bedengan. Pada masa ini tanaman timun memerlukan banyak air untuk memperkecil nilai kegagalan maka di perlukan penyiraman pada tanaman.


4.3  Berat Buah Timun   
Berdasarkan dari data hasil pengamatan budidaya tanaman timun pada bedengan bebas gulma lebih sedikit dibandingan tanaman pada bedeng bergulma yaitu 0,5 kg untuk hasil keseluruhan  sedangan bedengan bergulma mendapatkan hasil sebanyak 1 kg. Dari hasil di atas tidak mendapatkan hasil yang memuaskan seperti pada umumnya dikarenakan pada saat budidaya tidak dilakukan perlakuan penambahan pupuk serta kekurangan air, jadi tanaman timun tidak bias tumbuh dan berproduksi seperti pada umumnya.

V.     KESIMPULAN DAN SARAN
5.1   Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Didalam kegiatan budidaya kita tidak boleh melakukan pemberantasan gulma tetapi melakukan pegendalian, hal ini dikarenakan gulma juga mempunyai nilai positif bagi ekosistem yang ada pada lingkungan budidaya.
2.      Dalam pengamatan budidaya tanaman timun mendapatkan hasil bahwa tanaman timun yang bergulma lebih baik pertumbuhanya dibandingkan dengan tanaman bebas gulma.
3.      Pada tanaman timun bergulma mendapatkan hasil yang lebih tinggi dibandingan dengan area budidaya bebas gulma.

5.2  Saran
1.      Lakukanlah budidaya dan perwatan pada tanaman agar mendapatkan hasil yang baik
2.      Dalam pengambilan data pengamatan sebaiknya di lakukan dengan teliti agar di dapatkan hasil yang akurat.
3.      Perlu kekompakan sesama anggota kelompok dalam melakukan kegiatan budidaya tanaman.


1 komentar

  1. Casino king - Casino in Jordan - Airjordan21 Retro
    Casino king - Casino in Jordan. Airjordan21 air jordan 18 retro men red order Retro. air jordan 18 retro yellow on sale Find all about the air jordan 18 retro men from me games, bestest air jordan 18 retro men equipment, accessories and how to buy air jordan 18 retro toro mens sneakers gaming experience!