Postingan

laporan praktikum pupuk organik

I.       PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat diperlukan. Persoalan besar yang terjadi disebabkan karena pencemaran tanah yang menyebabkan persediaan unsur hara dalam tanah semakin lama semakin menipis. Apalagi banyak unsur yang hilang tidak dikembalikan lagi ke tanah. Jika hal ini berlangsung terus-menerus maka tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi ini diperburuk dengan munculnya pertanian modern yang menerapkan sistem pertanian monokultur dan penggunaan varietas unggul yang menyerap banyak unsur hara. Jika varietas unggul digunakan secara terus menerus, tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan unsur hara secara tepat, yakni melalui pemupukan. Pemupukan adalah pemberian pupuk terhadap tanaman (Novizan, Ir 2005)
Bokashi adalah pupuk yang dibuat dengan proses bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4) atau disebut dengan hasil proses fermentasi pupuknya dinamakanpupuk em 4. Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan cara konvensional.
EM4 (Effective Microorganisms 4) itu mengandung ragi, bakteri fotosintetik, jamur pengurai selulosa Azotobacter sp.dan Lactobacillus sp. Bahan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, sekam (kulit padi), rumput, sisa tanaman kacang kacangan, serbuk gergajian ataupun pupuk kandang. Tetapi perlu diketahui bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pokok pembuatan bokashi adalah dedak ( bekatul )karena kandungan zat gizinya sangat baik.
Beberapa lahan dan tanah pertanian pada saat ini mengalami kerusakan dan penurunan tingkat kesuburan tanah yang sangat memerlukan solusi penanganan secara efektif dan maksimal.Hal ini dapat mengakibatkan dampak yang besar bagi kehidupan manusia dan lingkungan sekitarnya.Pupuk memegang peranan yang sangat penting di dalam budidaya tanaman.Tanaman membutuhkan pupuk yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dan agar dapat tumbuh serta berkembang dengan baik. Penggunaan bahan-bahan alami seperti  memberikan keuntungan bagi tanah, tanaman dan lingkungan. Proses pembuatan juga menjadi salah satu solusi masalah sampah yang semakin memerlukan penanganan yang bijaksana.
Kata bokashi berasal dari bahasa jepang yang artinya kira-kira bahan-bahan organik yang sudah diuraikan (difermentasi). Pupuk bokasi merupakan salah satu bentuk pupuk organik yang terbuat dari campuran antara bahan-bahan organik dan pupuk kandang yang difermentasi atau didekomposisi oleh mikroorganisme.Bokashi adalah hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti sekam, serbuk gergajian, jerami, kotoran hewan dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut difermentasikan dengan bantuan mikroorganisme aktivator yang mempercepat proses fermentasi. Campuran mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat fermentasi dikenal sebagai effective microorganism (EM). Penggunaan EM tidak hanya mempercepat proses fermentasi tetapi juga menekan bau yang biasanya muncul pada proses penguraian bahan organik.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa itu pupuk bokashi ?
2.      Bagaimana cara membuat pupuk bokashi ?
3.      Apa manfaat dari pupuk bokashi?
1.3  Tujuan Praktikum
2.      Untuk mahasiswa dapat mengetahui apa itu bokashi.
3.      Untuk mahasiswa dapat  mengetahui cara pembuatan bokashi.
4.      Untuk mahasiswa dapat mengetahui manfaat bokashi.







II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Pupuk Organik
Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari pada sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan, sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk kimia dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka beralih dari pupuk konvensional ke pupuk organik. Perkembangan terakhir menunjukan bahwa produksi pupuk organik dan permintaan pupuk organik semakin meningkat. Karena petani semakin sadar dampak buruk pupuk   kimia pada tanah pertaniannya dan masyarakat pun menginginkan bahan makanan yang bersih dari residu bahan kimia (Jumin, Hasan Basri. 2005).
2.2 Bokashi
Bokashi adalah fermentasi bahan organik (sisa panen, sekam, kotoran ternak dll) dengan bantuan Effective Microorganisms. Aplikasi di lahan pertanian dapat membantu memperbaiki struktur fisik kimia dan biologi tanah. Infomasi lebih lengkap mengenai Effektive Mikroorganisme sebagai berikut: Diambil dari brosur PT Songgolangit Persada Effektive Mikroorganisme atau yang dikenal dengan nama EM, ditemukan pertama kali oleh Prof. Teruo Higa dari University Ryukyus, Okinawa, Jepang (Gasol, 2008). Pupuk bokashi dapat menyuburkan tanaman serta tanahnya dan meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian. (Anonim, 2014).
Proses pembuatan bokasih jerami yaitu pertama-tama dibuat larutan dari EM4, molasses/ gula dan air dengan perbandingan 1 ml : 1 ml :1 liter air.Bahan jerami, sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang kering.Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk adonan. Adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan.Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali mengembang (kandungan air sekitar 30%).Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20cm.Gundukan selanjutnya ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses, suhu bahan dipertahankan antara 40-50 o C. Jika suhu bahan melebihi 50 o C, maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup kembali.Setelah empat hari karung goni dapat dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik dan siap untuk digunakan. (Anonim, 2014)
2.3 Jerami
Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. Jerami memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai bahan bakarpakan ternak, alas atau lantai kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap, dinding, lantai), mulsa, dan kerajinan tangan. Jerami umumnya dikumpulkan dalam bentuk gulungan, diikat, maupun ditekan.Mesin baler dapat membentuk jerami menjadi gulungan maupun kotak. (Sudjarad, 2008)
2.4 Sekam
Sekam adalah bagian dari bulir padi-padian (serealia) berupa lembaran yang kering, bersisik, dan tidak dapat dimakan, yang melindungi bagian dalam (endospermium dan embrio).Sekam dapat dijumpai pada hampir semua anggota rumput-rumputan (Poaceae), meskipun pada beberapa jenis budidaya ditemukan pula variasi bulir tanpa sekam (misalnya jagung dan gandum)..Dalam pertanian, sekam dapat dipakai sebagai campuran pakan, alas kandang, dicampur di tanah sebagai pupuk, dibakar, atau arangnya dijadikan media tanam. (Sumitka, 2007)
2.5 Dedak
Dedak adalah limbah dari proses penggilingan padi yang tidak menjadi butiran-butiran beras, ada yang menjadi kasar dan ada yang halus, keduanya kalau dicampur air yang kasar terasa banyak sekali serat, sebaliknya yang halus seperti bubur kenyal, keduanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak bebek. Berikut adalah cuplikan proses dedak halus itu dibuang kedalam ruang tertutup. (purnama, 2011)
2.6 EM4
EM4 adalah microorganisme yang berfungsi untuk menyuburkan dan menyehatkan tanah. Sewaktu diinokulasikan dengan cara menyemprotkannya ke dalam bahan organic dan tanah atau pada batang tanaman, EM-4 pertanian akan aktif dan memfermentasi bahan organic (sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, pupuk kandang, dll) yang terdapat dalam tanah. Hasil fermentasi bahan organic tersebut adalah berupa senyawa organic yang mudah diserap langsung oleh perakaran tanaman misalnya gula, alcohol, asam amino, protein, karbohidrat, vitamin dan senyawa organic lainnya. (Burhanuddin, 2012)
2.7 Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel. (Abraham,2011)



III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pembuatan pupuk bokashi jerami dilaksanakan pada tanggal 18 November 2016 pukul 10.00 WIB di green house progam studi Agroteknologi, kampus Stiper Kutai Timur.
3.2 Alat dan Bahan
Alat:
1.      Pengaduk kayu
2.      Alat tulis
3.      Ember
4.      Karung
5.      kamera
Bahan:
1.      Dedak
2.      Sekam (kulit padi)
3.      EM4
4.      gula pasir
5.      Air secukupnya.
3.3 Prosedur Kerja
Proses pembuatan bokasih jerami yaitu pertama-tama dibuat larutan dari EM4, molasses/gula dan air dengan perbandingan 1 ml : 1 ml :1 liter air. Kemudian Bahan jerami, sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang kering. Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk adonan.
Kemudian adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan.Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali mengembang (kandungan air sekitar 30%). Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses, suhu bahan dipertahankan antara 40-50 0C. Jika suhu bahan melebihi 50 0C, maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup kembali.
            Empat hari setelah pembuatan pupuk bokashi, pupuk bokashi diayak atau diaduk hingga semua bahan tercampur merata agar suhu bokashi tetap pada tingkat suhu optimumnya.

IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Karakteristik
Pengamatan 1
Pengamatan 2
Tekstur
Agak kasar dan menggumpal
Agak lunak dari sebelumnya
Warna
Kecoklataan
Coklat kehitaman
Aroma
Berbau
Menyengat khas jerami
4.2 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, terlihat pada pengamatan 1 teksturnya agak kasar dan menggumpal, warnanya kecoklatan, aromanya berbau. Pada pengamatan 2 terlihat teksturnya agak lunak dari sebelumnya, warnanya coklat kehitaman, dan aromanya menyengat khas jerami. Umumnya pengomposan berlangsung selama 10-14 hari. Kompos yang dihasilkan akan terlihat berbeda dengan kompos pada umumnya; kompos bokashi akan terlihat hampir sama dengan sampah aslinya namun lebih pucat. Pembusukan akan terjadi segera setelah pupuk kompos ditempatkan di dalam tanah. Pengomposan bokashi hanya berperan sebagai pemercepat proses pembusukan sebelum material organik diberikan ke alam.
Untuk pengamatan praktikum pembuatan pupuk bokashi sebaiknya dilakukan 5 jam sekali, agar proses fermentasi berjalan dengan baik yang nantinya pupuk bokashi yang telah jadi akan maksimal. Dalam pengamatan temperatur yang normal pada umunya memiliki suhu berkisar dibawahah 50ยบ celcis.

V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan hasil pengamatan yang didapatkan, maka dapat ditarik kesimpulan adalah  pupuk bokashi yang diolah sedemikian rupa dengan melalui proses fermentasi yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman. Untuk melihat tingkat kematangan dapat ditentukan dari Bau, Kekerasan bahan, Warna, Penyusutan, Suhu. Yang memiliki tingkat kegagalan tinggi adalah pembuatan pupuk  bokashi dengan menggunakan bahan utama sayuran.
5.2 Saran
Dalam melaksanakan praktikum dan pengamatan hendaknya lebih serius dan memperhatikan petunjuk/arahan dari asisten agar meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan dan praktikan diharapkan mampu mengaplikasikan hasil dari praktikum ini agar dapat mengolah limbah pertanian menjadi sesuatu yang lebih berguna.


2 komentar

  1. keren boss,
  2. masaa buk